Sedang Belajar Beberapa dari kita (termasuk saya dulu) mungkin pernah mengeluh,
”Ah, males banget ! Belajar lagi, belajar lagi ! ”
Tapi anehnya, kita menginginkan kesuksesan. Emang kesuksesan seperti sulap ya ? Ga perlu usaha keras gitu ?
Banyak dari kita yang menganggap bahwa belajar itu adalah sebuah beban. Karena dianggap sebagai sebuah beban, kita akan melaksanakannya dengan berat hati juga. Ga ada unsur ikhlas di dalamnya.
Ada cara yang bisa kita tempuh untuk menjadikan belajar sebagai sebuah proses yang indah. Ga perlu lagi ada unsur-unsur males di dalamnya. Tulisan ini terinspirasi dari ceramah shalat Jum’at di Masjid Kampus UGM beberapa minggu yang lalu.
Kuncinya adalah menganggap belajar adalah sebuah proses ibadah. Karena diniatkan sebagai ibadah, kita hanya akan mengharapkan hasil dari proses belajar kita adalah pahala.
Nah, ketika sudah berorientasi mencari pahala, hal-hal lain untuk sementara bisa dikesampingkan. Misalnya belajar hanya sekedar untuk mendapat nilai yang bagus.
Terlalu naif nampaknya kalau proses belajar kita hanya untuk mendapatkan sebuah nilai. Yang sebenarnya ga berarti apa-apa buat dunia nyata. Apa petugas kebersihan yang biasa ngambil sampah di rumah kita peduli dengan nilai 100 yang baru aja kita dapat dari pelajaran Biologi pada Bab Lingkungan ? Ga kan ? Yang mereka pedulikan hanya lah sampah-sampah kita udah terkumpul dengan baik di tempat sampah atau tidak. Bukan malah berserekan di sekitar tempat sampah, yang mengharus petugas sampah itu mengumpulkan satu demi satu lagi.
Kebanyakan dari kita banyak terjebak pada hal-hal teoritis saja. Hal-hal yang bersifat praktek sangat sedikit di singgung. Masih banyak yang menganggap nilai adalah segalanya. Karena sudah berpendapat seperti ini, maka segala cara dikerahkan untuk mencapai nilai yang baik. Baik itu dengan cara yang halal, maupun dengan cara-cara yang tidak halal.
Kalau mau bagus, seperti yang udah saya ungkapkan di atas, jadikanlah belajar sebagai sebuah proses ibadah. Karena dengan begitu kita akan mencari-cari manfaat apa yang bisa kita dapatkan dari sebuah materi.
Misalnya kita lagi mempelajari tentang segitiga sebangun. Dimana pada prakteknya hal ini bisa kita gunakan untuk mengukur tinggi sebuah pohon tanpa harus memanjatnya. Jadi kalau entar disuruh menebang pohon kelapa dekat rumah kita, kita ga perlu lagi takut-takut kalau pohon itu menimpa atap teras rumah kita. Karena kita udah bisa menghitung tinggi pohon dengan jarak pohon itu dengan rumah kita.
Nah, hal-hal seperti diatas lah yang harus kita gali dari sebuah materi pelajaran. Apapun pelajarannya, yakinlah pasti ada manfaat yang bisa kita aplikasikan ke kehidupan sehari-hari. Entar otomatis kita akan paham banget.
Setelah paham, nilai yang baik akan datang dengan sendirinya. Jadi, nilai akan menjadi kompensasi dari hasil usaha kita. Semacam bonus gitu lah.
Satu hal lagi yang harus kita ingat. Tujuan kita sekolahkan agar kelak bisa hidup mandiri tanpa tergantung orang tua lagi. Sehingga kalau kita malas belajar, itu artinya kita menganiaya orang tua kita. Betapa mereka sekarang sedang berjuang keras untuk mencari duit buat biaya sekolah kita. Kadang harus menjual sesuatu untuk membayar buku kita yang luar biasa mahalnya sekarang.
Jadi ketika rasa malas datang disaat kita belajar, coba bayangkan wajah orang tua kita. Yang berharap kita sukses kelak, dan ketika mereka sudah tua, mereka bisa menyandarkan tulang mereka yang telah rapu di pundak kita.
Maka, jika kita malas-malasan belajar. Sama saja kita menyiapkan pisau belati yang tajam untuk menyayat hati orang tua kita..
Ayo Belajar !
ingin berbisnis silahkan KLIK DISINI
nice post :)
motivasi besar untuk pembaca !
salam kenal
yep!