Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti Seminar Nasional yang di hadiri pembicara2 yang sangat kompeten di bidangnya terutama drh.Wiwiek Bagja (ketua PDHI)yang sangat menggebu dalam menyampaikan materi.
Seminar ini di selenggarakan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk Memperingati WORLD VETERINARY DAY (Hari Kedokteran Hewan Dunia) dengan tema “Veterinarian and Livestock Farmers A Winning Parthnership”.
Di Indonesia, hari Kedokteran Hewan di peringati setiap tanggal 12 Maret.Sedangkan hari Kedokteran Hewan Dunia di peringati setiap Minggu ke-4 Hari Sabtu Bulan April. Hasil dari seminar saat itu, banyak menggugah hati saya tentang profesi Dokter Hewan yang sangat mulia.
Ternyata banyak pemahaman dari Masyarakat Indonesia yang kurang Menghargai tentang profesi ini, dokter hewan hanya di pandang sebelah mata. Sungguh Ironis Memang !!
Padahal di Negara-Negara Maju seperti Australia,Jerman,Amerika dan Jepang, Profesi Dokter Hewan sangat di kagumi dan paling bayak di minati Serta Mendapat apresiasi penuh dari Pemerintahnya.
Sewaktu saya Tanya seorang teman yang berasal dari Aussie,profesi apakah yang bayak di minati di sana? teman saya menjawab, profesi dokter hewan yang paling banyak di minati dan Persaingan masuknya sungguh ketat( Arti dalam Bahasa Indonesia).Di samping itu, Yang perlu di tekankan dari teman saya bahwa di Aussie juga mempunyai Undang-undang Veteriner (undang-undang tentang Kesehatan Hewan).
Hal ini jauh berbeda dengan negara kita, negara kita tidak mempunyai Undang-undang Veteriner, Sistem ketahanan Pangan Nasional juga lemah, tidak mempunyai payung hukum yang kuat. Karena sampai sekarangpun Kesehatan Hewan masih di bawah naungan Departemen Pertanian, seharusya ada Dinas Kesehatan Hewan sendiri. Ini merupakan suatu bukti kurangnya pemahaman pemerintah. Dan ini merupakan tugas maupun perjuangan para dokter hewan untuk merombak sistem yang telah menaun dalam pemerintahan Indonesia.
Perlu kita ketahui, Jumlah Dokter Hewan saat ini hanya 14.000 orang yang tersebar diberbagai bidang kerja. Untuk sektor peternakan saja idealnya Indonesia saat ini memerlukan sekitar 66.000 orang Dokter Hewan yang dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan di kabupaten, kota, propinsi dan poskeswan - poskeswan. Dari 8 fakultas yang ada baru bisa memenuhi 720 orang dokter hewan pertahun.
Untuk itu perlu percepatan menghasilkan dokter hewan Indonesia untuk mengejar target waktu sesuai perjanjian GATT/WTO tahun 2020 yang membuka persaingan bebas.
Diharapkan dengan cara membuka Fakultas – Fakultas Kedokteran Hewan yang baru baik di Universitas Negeri maupun pada Universitas Swasta maka kebutuhan ini akan dapat dipenuhi walaupun tidak maksimal.
Sebagai perbandingan di Filipina dengan 80 juta penduduk mempunyai 21 Fakultas Kedokteran Hewan. Namun ironisnya di Indonesia dengan 240 juta penduduk hanya memiliki 8 Fakultas Kedokteran Hewan yaitu di IPB – Bogor, UGM – Yogyakarta, UNAIR – Surabaya, UNUD – Bali ,UNSYIAH – Aceh, Universitas Nusa Tenggara Barat-NTB, Universitas Brawijaya-MALANG dan Universitas Wijaya Kusuma-SBY.
Saya yakin, dengan usaha –usaha keras dan perjuangan para dokter hewan tersebut dapat membuka hati para birokrat dan profesi dokter hewan lebih di perhatikan. Kedepan, InsyaAllah dapat berguna dan berperan bagi Negara kita. Sehingga Negara Indonesia bisa lebih Maju dan dapat bersaing dengan Negara Lain.
Untuk lebih memahami prospek kerja dokter hewan, dan sekaligus bisnis mahasiswa kedokteran hewan salah satunya KLIK DISINI
VIVA VETERINER!!!!!!!
@Nur Rachmat :mantap yah?
iya mas,itu yg bakal kita perjuangkan bagi dokter hewan untuk membantu mengatasi penyakit2 hewan, bukan hanya flu burung tapi flu babi jg yg sekarang lg di bicarakan.
bener bgt, bukan hanya hewan ja yg sehat tp manusia jg. amin... thnks doanya
tes tes
makanya dari ituh kita sebagai mhasiswa kedokteran hewan musty memegang teguh profesi medis kita ...bukan hanya kedokteran yang hanya menhadi sorotan semata tapi kedokteran hewan juga harus memberikan pengabdianya kepada masyarakat sesua profesinya sehingga eksitensi dokter hewan ada dalam masyarakat sehingga masyarakat mengetahui pentingnya profesi kita dengan hal itu ngak mustahil kita bisa dapet otoritas cuy ..
@izra: Nah... itulah yang harus kita perjuangkan mas,sy menambahkan kita jg harus mulai dulu dr diri sendiri kemudian mensosialisasikan ke teman, saudara dan masyarakat sehingga profesi kita dapat lebih di kenal.OWkey????
meski qudu ad dokter hewan bwt ms depan byr g ad kasus2 virus hewan lg....
meki qudu ad dokter hewan bwt ms depan byr g ad kasus2 virus hewan lg...
@adi: iya sob, bener bgt....
As an animal or pet lovers,,,Im agree with it. Namun seperti yang kita semua tahu bagaimana mindset masyarakat kita yang masih dengan budaya lama yaitu kurang memperhatikan suatu masalah dari berbagai sis atau aspek,yang masih menjadi sorotan adalah masalah uang uang dan uang. Sebelum itu semua terwujud maka yang harus dilakukan adalah mengubah mindset mereka terlebih dahulu, karena mungkin hampir duapertiga masyarakat kita kurang kesadarannya akan itu. Sulit memang membandingkan sistem yang sudah berjalan di luar negeri dengan apa yang ada di negara kita. Di sana ada sistem adopsi untuk pets, kemudian sertifikasi untuk breeding dan apabila terjadi kelalaian pemilik atas pets nya akan mendapatkan denda bila terbukti itu merupakan kesalahan dari ownernya. Jangankan masyarakat kita mau membayar denda untuk hukum atas pets, untuk pajak saja susahnya setengah mati juga contoh kecil seperti tarif provider saja masyarakat mencari yang murah tapi sinyal kuat dimana-mana,ya agak kurang realistis sich dengan biaya karyawan dan maintenance BTS mereka. Berhubung kemarin saya sudah terjun ke masyarakat untuk melakukan action dalam mengembangkan dan menjalankan Sistem Infoemasi Mikro, melihat mindset masyarakat yang tidak terlalu terbelakang namun juga ridak terlalu modern saja sudah begitu sulit untuk menanamkan mindset yang baru jadi mungkin untuk menyadarkan dalam bidang ini juga makin sulit. Kalau bicara mengenai hal realistisnya dan ingin mengupas sumbernya yang harus diperbaiki terlebih dahulu maka hal tersebut akan mengundang banyak kontroversi atas realita masyarakat kita yang belum berani untuk terbuka terhadap kondisi kita sendiri.Mungkin sedikit saja maskan terakhir dari bidang saya, dari segi bangunan rumah sakit hewan sebaiknya memisahkan area hewan yang sakit dengan yang sehat (penitipan maupun untuk perawatan sehat) dengan sekat yang signifikan. Terakhir saya dengar bangunan rumah sakit yang seperti saya maksudkan sedang dalam proses tapi entah sudah berjalan atau belum. Blocking harus diperhatikan dan untuk utilitas dan sanitasi juga harus diperhatikan karena dewasa ini sudah banyak yang menular pada manusia juga. terima kasiiihhhhhhh...
-Keep on working Guyz,,do ur best-
@ angel : wow..keren, ternyata anda lebih tau tentang veterinary, walopun basic anda bukan dr kedokteran hewan... thank masukannya
hallo mas kita butuh keluaran berupa kualitas, spesialis, profesinal, idialisme untuk mau mengabdikan keahlian kita bagi masyarakat tunjukaan apa yang kita bisa...., kita gak butuh banyak fakultas...persaingan yang sehat diantara fakutas itu yang kita cari saudara
@ drh.Luna : wah.. terima kasih masukannya bu dokter.
btw, ibu drh. dari ugm jg ? salam kenal ya bu
thank kunjunganya