VITERPAN
Penghujung tahun 2010 sampai dengan awal 2011 ini
menjadi periode yang cukup mencekam bagi para peternak ayam khususnya
ayam broiler. Cuaca ekstrim menjadikan usaha ini cukup sulit. Peternak
harus bekerja ekstra menjaga suhu kandang, menaik-turunkan tirai,
mengganti sekam yang lembab meski tidak basah, lebih sering menyemprot
disinfektan karena penyakit pernapasan pada ayam semakin sering terjadi
akibat ayam kedinginan dan sebagainya.
Hal inipun dialami Agung
Supriadi, peternak ayam broiler yang tinggal di Margahayu Raya Bandung.
Dua mingggu sebelum chick-in periode itu, persisnya di awal Desember
2010, ia mulai sibuk memikirkan langkah-langkah antisipasi dampak cuaca
ekstrim pada ayam-ayamnya nanti. Mulai dari membaca literatur,
konsultasi sampai dengan menjelajahi berbagai informasi peternakan di
internet. Peternak mitra CV. Anjawani ini suatu ketika landing di blog
kita ini. Penelusuran info dan artikel, pemutaran video dan menganalisa
teknologi yang ditawarkan menggerakkan Agung untuk menghubungi pengelola
PKB group via handphone.
Singkat cerita, meski sebenarnya tidak
singkat karena proses telpon menelpon berlangsung beberapa kali selama
beberapa hari, sampailah keputusan Agung untuk menjajal teknologi ini.
Ia memesan 1 dos VITERPAN Khusus Unggas agar dikirimkan ke Bandung.
Dasar ketertarikannya pada VITERPAN Khusus Unggas
adalah kandungannya yang kaya dengan probiotik, vitamin dan ekstrak
jamu-jamuan dikemas praktis dalam satu formula siap pakai. Harganya
murah dan sangat bersahabat buat kantong peternak. Layanan yang cepat
tanggap dari pengelola PKB GROUP plus jawaban-jawaban
yang dinilai cukup memuaskan membulatkan tekad peternak ayam dari
Bandung ini untuk membeli meskipun jangankan pernah bertemu, dengar
suaranya saja baru kali ini.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan Agung, kami berkesimpulan bahwa peternak yang satu ini cukup
teachable dan semangat belajarnya tinggi. Tak tanggung-tanggung kami
sodori dia dengan seperangkat tips dan trik agar usaha ternaknya
mencapai hasil yang diharapkan.
DOC masuk tanggal 17 Desember 2010
sebanyak 6500 ekor. Agung hampir tiap 2 hari menelpon kami dan
menceritakan progres ayamnya. Hal pertama yang dilaporkannya adalah ayam
makan dan minumnya begitu lahap. Meski demikian kotorannya tidak
banyak, lebih kering dan baunya kurang dari biasanya. Di umur belasan
pasca vaksinasi kedua ada hal yang sangat membesarkan hati Agung,
setelah kami minta dia untuk mengambil sampling timbangan bobot ayam
rata-rata setiap 2 hari sekali, yaitu bobot rata-rata ayam maju 2 hari.
Maksudnya bobot yang seharusnya baru dicapai pada umur 19 hari, ternyata
sudah tercapai pada umur 17 hari. Otomatis FCR sangat bagus. Bayangkan
hemat pakan 2 hari untuk mencapai bobot yang sama.
Mortalitas rendah karena diamati daya tahan ayam meningkat lebih baik.
Memasuki
minggu ke-3, perkembangan ayam sangat menggembirakan dengan laju
penambahan bobot mantap. Ada pelambanan grafik penambahan bobot, jujur
dilaporkan Agung, namun masih lebih maju 1 hari. Umur 28-29 hari
dilakukan penjarangan yang diputuskan oleh petugas TS perusahaan inti
karena ayamnya begitu gemuk-gemuk sehingga kandang terlihat sesak padat.
Perkembangan
ini membuat kami terpikir untuk mendokumentasikan peternakan Agung
Supriadi. Kami ingin mengabadikan proses panennya nanti. Kami mengatur
jadwal dan Agung terdengar gembira menyambut rencana kunjungan kami.
Namun ada perkembangan terakhir yang mengagetkan. Rencana
panen total umur 34-35 hari harus dipercepat umur 31-32-33 hari karena
ada beberapa ekor ayam yang terdeteksi terkena gejala snot (cekres kata
peternak di sana). Hampir rata kandang-kandang di wilayah itu terkena
wabah ini. Lagi pula lokasi kandang Agung ada di dekat jalan utama
perlintasan kendaraan pengangkut ayam dari kandang tetangga. Agung sigap
mengambil keputusan untuk mengajukan panen ke kantor perusahaan yang
akhirnya disetujui. Perusahaan mempertimbangkan untuk menjaga momentum
yang sudah baik ini. Kami pun meminta Agung Supriadi untuk mengambil
beberapa gambar saat panen dan mengirimkannya ke kami via e-mail. Terima
kasih atas kerjasamanya.
Herannya, kata Agung, meski ada gejala
terkena sakit laju penambahan bobot masih terjadi. Juru timbang
perusahaan sampai heran setengah takjub katanya. Biasanya jangankan
tambah bobot, bertahan saja sulit. Malah ini masih mau naik 3-4 ons.
Tersenyum Agung menunjukkan botol VITERPAN Khusus Unggas yang selama periode ini dipakainya.
Alhamdulillah,
3 hari kemudian setelah panen usai CV. Anjawani memanggil Agung untuk
menerima RHPP (Rekapitulasi Hasil Panen Peternak) sekaligus menerima
uang bagi hasilnya.
Menyaksikan hasil panen ayamnya setelah memakai produk ini, kami bertanya kepada Agung apakah selanjutnya masih akan memakai VITERPAN Khusus Unggas? Jawabnya cepat ,” Tentu saja, Pak !”
Selamat
Pak Agung. Semoga ilmu ini bisa diteladani peternak lain khususnya di
Bandung yang banyak mengalami kerugian. Saatnya bangkit dengan VITERPAN Khusus Unggas. InsyaAlloh.
Untuk info lebih lanjut silahkan klik www.DokterUnggas.com atau info dan pemesanan VITERPAN hubungi marketing kami di 0856 55 28 11 14
0 komentar